Siswa Program Kecantikan Rambut SMKN 9 Bandung mempraktikkan
penataan rambut pada boneka. Lulusan program kecantikan rambut banyak
dibutuhkan untuk bisnis salon kecantikan yang terus berkembang.
Ester Lince Napitupulu
Tak hanya piawai menyiapkan lulusan yang diincar industri kecantikan dan pariwisata, SMKN 9 Bandung juga mampu mengembangkan aktivitas kewirausahaan dengan memanfaatkan potensi keahlian yang dikembangkan sekolah.
Adanya sejumlah fasilitas praktik yang memadai membuat SMKN 9 Bandung dapat menyiapkan lulusan sesuai standar dunia kerja.
Tak heran, SMKN 9 Bandung dipilih menjadi salah satu sekolah model pariwisata yang mendapat dukungan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sebagai sekolah model pariwisata, SMKN 9 Bandung memiliki hotel yang layak untuk dibisniskan.
Hotel bernama Edotel Metro Bandung dibangun dengan corak bangunan minimalis yang didominasi warna abu-abu, berlokasi di bagian depan sekolah. Saat ini baru 11 kamar difungsikan, dan akan ditambah 12 kamar lagi. Kamar-kamar hotel dan ruang pertemuan dikelola siswa yang dibantu alumni secara profesional untuk dimanfaatkan bagi masyarakat umum.
Pendukung bisnis hotel juga berjalan baik. Layanan katering dalam jumlah besar untuk rapat hingga pernikahan diselenggarakan sekolah, termasuk layanan penyediaan kue.
Dalam kompetensi tenaga kerja hotel dan restoran, siswa SMKN 9 Bandung sering unjuk prestasi. Di tingkat Jawa Barat dan nasional, sekolah ini sering meraih prestasi untuk bidang pariwisata, tata boga, dan kecantikan.
Siswa dari sekolah ini pun ada yang terpilih mewakili Indonesia di ajang Lomba Kompetensi Siswa Se-Dunia atau World Skill. Pada tahun 2009, siswa sekolah ini masuk dalam sembilan besar untuk bidang restoran pada ajang World Skill di Kanada. Tahun 2011, kembali siswa SMKN 9 Bandung terpilih untuk mewakili Indonesia di bidang pastry pada World Skill di London, Inggris.
Sertifikat kompetensi
Permintaan tenaga kerja lulusan SMKN 9 Bandung untuk industri kecantikan dan pariwisata mengalir setiap tahun, bahkan sebelum siswa lulus. Untuk itu, sekolah harus memastikan siswa yang disiapkan kerja memang memiliki kompetensi yang sesuai standar dunia kerja.
Kepala SMKN 9 Bandung Wiwi Siti Zawiyah mengatakan, penguatan kompetensi siswa lewat praktik di sekolah dan dunia kerja mutlak diperlukan. Karena itu, sekolah terus memperkuat dan memperluas jaringan kerja sama dengan hotel di dalam dan luar negeri, restoran, serta salon kecantikan.
Para siswa yang mampu memenuhi standar kompetensi tertentu saat praktik di kelas VII, VIII, dan IX akan mendapat sertifikat dari industri mitra. ”Ketika siswa kerja, yang dilihat bukan ijazahnya. Tetapi, bukti kalau siswa punya kompetensi. Karena itu, kami selalu memberikan sertifikat kompetensi yang bekerja sama dengan mitra industri yang sesuai,” kata Wiwi.
Para guru di sekolah ini telah memiliki sertifikat sebagai asesor. Bahkan, pengakuan itu ada yang tingkat internasional.
Ada 17 guru yang telah menjadi asesor. Mereka memiliki sertifikat asesor di bidang akomodasi hotel, restoran, pastry, fashion desain, dan ahli kecantikan.
Wiwi mengatakan, dalam proses pendidikan di sekolah, para siswa juga dibekali dengan pendidikan karakter.
Hotel Malaysia
Kesempatan magang bagi siswa SMK memang menjadi hal penting agar siswa siap memasuki dunia kerja. Untuk itu, SMKN 9 Bandung mengembangkan peluang magang bagi siswa hingga ke luar negeri.
Bagi siswa dengan program keahlian akomodasi perhotelan, jasa boga (restoran), dan pastry, peluang magang ke luar negeri yang terbuka lebar ada di Malaysia. Sejak 2004, sekolah membuat nota kesepahaman dengan 11 hotel dan restoran di Malaysia.
Menurut Wiwi, untuk sementara sekolah masih memilih kerja sama dengan Malaysia. Selain Malaysia memang membuka diri, hal ini juga agar para siswa tidak terlalu shock sebab kebudayaannya tak telalu jauh beda.
”Sebenarnya ada tawaran juga untuk magang di Singapura. Namun, di sana memang lebih ketat. Sebab, di sana untuk setiap kesalahan ada denda. Para siswa kan masih belajar, kasihan kalau tiap kesalahan didenda. Tetapi, suatu saat nanti peluang magang di Singapura ini bisa dimanfaatkan,” ujar Wiwi.
Pendidikan kewirausahaan
Nawal, Wakil Kepala Unit Produksi SMKN 9 Bandung, mengatakan, sekolah memberikan pendidikan kewirausahaan kepada siswa. Selain itu, sekolah juga mengembangkan sejumlah unit produksi dengan memanfaatkan potensi dan kompetensi siswa.
Bisa dikatakan, SMKN 9 Bandung mulai mengelola unit bisnis secara profesional. Dalam menjalankan unit bisnis, sekolah merekrut pegawai yang bisa mengelola secara profesional, biasanya dari alumni. Lalu, dalam pengerjaan pesanan jasa, para siswa dilibatkan bukan hanya sebagai tenaga kerja, melainkan juga belajar menjalankan bisnis.
Hotel Edotel Metro Bandung di lingkungan sekolah yang beralamat di Jalan Soekarno-Hatta Km 10 Bandung menyediakan kamar dengan harga Rp 250.000-Rp 350.000 per hari. Di hotel ini tersedia fasilitas air panas dan dingin, internet hotspot, TV layar datar, AC, dan kulkas. Ada juga ruang pertemuan.
”Pendidikan kewirausahaan ini menjadi kesempatan bagi siswa agar bisa mandiri. Meskipun banyak lulusan yang memilih bekerja, bekal kewirausahaan tetap diperlukan,” ujar Nawal.
Tak hanya piawai menyiapkan lulusan yang diincar industri kecantikan dan pariwisata, SMKN 9 Bandung juga mampu mengembangkan aktivitas kewirausahaan dengan memanfaatkan potensi keahlian yang dikembangkan sekolah.
Adanya sejumlah fasilitas praktik yang memadai membuat SMKN 9 Bandung dapat menyiapkan lulusan sesuai standar dunia kerja.
Tak heran, SMKN 9 Bandung dipilih menjadi salah satu sekolah model pariwisata yang mendapat dukungan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sebagai sekolah model pariwisata, SMKN 9 Bandung memiliki hotel yang layak untuk dibisniskan.
Hotel bernama Edotel Metro Bandung dibangun dengan corak bangunan minimalis yang didominasi warna abu-abu, berlokasi di bagian depan sekolah. Saat ini baru 11 kamar difungsikan, dan akan ditambah 12 kamar lagi. Kamar-kamar hotel dan ruang pertemuan dikelola siswa yang dibantu alumni secara profesional untuk dimanfaatkan bagi masyarakat umum.
Pendukung bisnis hotel juga berjalan baik. Layanan katering dalam jumlah besar untuk rapat hingga pernikahan diselenggarakan sekolah, termasuk layanan penyediaan kue.
Dalam kompetensi tenaga kerja hotel dan restoran, siswa SMKN 9 Bandung sering unjuk prestasi. Di tingkat Jawa Barat dan nasional, sekolah ini sering meraih prestasi untuk bidang pariwisata, tata boga, dan kecantikan.
Siswa dari sekolah ini pun ada yang terpilih mewakili Indonesia di ajang Lomba Kompetensi Siswa Se-Dunia atau World Skill. Pada tahun 2009, siswa sekolah ini masuk dalam sembilan besar untuk bidang restoran pada ajang World Skill di Kanada. Tahun 2011, kembali siswa SMKN 9 Bandung terpilih untuk mewakili Indonesia di bidang pastry pada World Skill di London, Inggris.
Sertifikat kompetensi
Permintaan tenaga kerja lulusan SMKN 9 Bandung untuk industri kecantikan dan pariwisata mengalir setiap tahun, bahkan sebelum siswa lulus. Untuk itu, sekolah harus memastikan siswa yang disiapkan kerja memang memiliki kompetensi yang sesuai standar dunia kerja.
Kepala SMKN 9 Bandung Wiwi Siti Zawiyah mengatakan, penguatan kompetensi siswa lewat praktik di sekolah dan dunia kerja mutlak diperlukan. Karena itu, sekolah terus memperkuat dan memperluas jaringan kerja sama dengan hotel di dalam dan luar negeri, restoran, serta salon kecantikan.
Para siswa yang mampu memenuhi standar kompetensi tertentu saat praktik di kelas VII, VIII, dan IX akan mendapat sertifikat dari industri mitra. ”Ketika siswa kerja, yang dilihat bukan ijazahnya. Tetapi, bukti kalau siswa punya kompetensi. Karena itu, kami selalu memberikan sertifikat kompetensi yang bekerja sama dengan mitra industri yang sesuai,” kata Wiwi.
Para guru di sekolah ini telah memiliki sertifikat sebagai asesor. Bahkan, pengakuan itu ada yang tingkat internasional.
Ada 17 guru yang telah menjadi asesor. Mereka memiliki sertifikat asesor di bidang akomodasi hotel, restoran, pastry, fashion desain, dan ahli kecantikan.
Wiwi mengatakan, dalam proses pendidikan di sekolah, para siswa juga dibekali dengan pendidikan karakter.
Hotel Malaysia
Kesempatan magang bagi siswa SMK memang menjadi hal penting agar siswa siap memasuki dunia kerja. Untuk itu, SMKN 9 Bandung mengembangkan peluang magang bagi siswa hingga ke luar negeri.
Bagi siswa dengan program keahlian akomodasi perhotelan, jasa boga (restoran), dan pastry, peluang magang ke luar negeri yang terbuka lebar ada di Malaysia. Sejak 2004, sekolah membuat nota kesepahaman dengan 11 hotel dan restoran di Malaysia.
Menurut Wiwi, untuk sementara sekolah masih memilih kerja sama dengan Malaysia. Selain Malaysia memang membuka diri, hal ini juga agar para siswa tidak terlalu shock sebab kebudayaannya tak telalu jauh beda.
”Sebenarnya ada tawaran juga untuk magang di Singapura. Namun, di sana memang lebih ketat. Sebab, di sana untuk setiap kesalahan ada denda. Para siswa kan masih belajar, kasihan kalau tiap kesalahan didenda. Tetapi, suatu saat nanti peluang magang di Singapura ini bisa dimanfaatkan,” ujar Wiwi.
Pendidikan kewirausahaan
Nawal, Wakil Kepala Unit Produksi SMKN 9 Bandung, mengatakan, sekolah memberikan pendidikan kewirausahaan kepada siswa. Selain itu, sekolah juga mengembangkan sejumlah unit produksi dengan memanfaatkan potensi dan kompetensi siswa.
Bisa dikatakan, SMKN 9 Bandung mulai mengelola unit bisnis secara profesional. Dalam menjalankan unit bisnis, sekolah merekrut pegawai yang bisa mengelola secara profesional, biasanya dari alumni. Lalu, dalam pengerjaan pesanan jasa, para siswa dilibatkan bukan hanya sebagai tenaga kerja, melainkan juga belajar menjalankan bisnis.
Hotel Edotel Metro Bandung di lingkungan sekolah yang beralamat di Jalan Soekarno-Hatta Km 10 Bandung menyediakan kamar dengan harga Rp 250.000-Rp 350.000 per hari. Di hotel ini tersedia fasilitas air panas dan dingin, internet hotspot, TV layar datar, AC, dan kulkas. Ada juga ruang pertemuan.
”Pendidikan kewirausahaan ini menjadi kesempatan bagi siswa agar bisa mandiri. Meskipun banyak lulusan yang memilih bekerja, bekal kewirausahaan tetap diperlukan,” ujar Nawal.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar