PURBALINGGA-:
Industri rambut dan bulu mata palsu menjadi andalan penyerap tenaga
kerja di Purbalingga, Jawa Tengah (Jateng). Hingga kini, industri,
plasma, serta usaha kecil menengah (UKM) bidang tersebut mampu menyerap
44 ribu tenaga kerja.
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Purbalingga Agus Winarno menyatakan industri besar pembuatan rambut dan bulu mata palsu mencapai 31 perusahaan yang terdiri dari 16 perusahaan asing dan sisanya dalam negeri. Selain itu, masih ada 260 UKM dan plasma yang tersebar di desa-desa.
"Perusahaan maupun UKM rambut dan bulu mata palsu mampu menyerap tenaga kerja hingga 44 ribu orang. Mereka tidak hanya berasal dari Purbalingga, melainkan juga dari kota-kota di sekitarnya," jelas Agus, Selasa (18/6).
Dikatakan Agus, industri itu memang menjadi salah satu andalan Purbalingga dalam menyerap tenaga kerja di kabupaten setempat.
"Hampir setiap tahun banyak tenaga kerja yang diserap dari industri rambut dan bulu mata palsu. Bahkan, sampai sekarang semakin banyak UKM yang masuk dalam sektor itu," katanya.
Faktornya, kata Agus, karena industri rambut dan bulu mata palsu tidak terpengaruh krisis ekonomi global. "Krisis ekonomi yang terjadi di Eropa sama sekali tidak berimbas pada industri bulu mata palsu, sehingga semakin banyak pelaku usaha yang masuk dalam sektor itu," tambahnya.
Secara terpisah, Sugito, 41, salah seorang pemilik UKM rambut dan bulu mata palsu di Desa Karangbanjar, Kecamatan Bojongsari, mengungkapkan bahwa dari ada sekitar 200 industri kecil di desa setempat yang menggeluti bidang pembuatan rambut dan bulu mata palsu.
"Pada umumnya, satu UKM mampu menyerap 5-30 tenaga kerja. Jadi cukup banyak sebetulnya serapan tenaga kerja di tiap-tiap unit usaha," katanya.
Menurut Sugito, usaha yang dimilikinya mempekerjakan 20-30 pekerja mulai dari usia produktif sampai orang tua.
"Usaha ini lebih banyak mempekerjakan perempuan di desa, baik ibu rumah tangga maupun perempuan usia produktif. Tiap bulannya, mampu memproduksi sekitar 450-500 kilogram (kg) rambut palsu," ujar Sugito.
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Purbalingga Agus Winarno menyatakan industri besar pembuatan rambut dan bulu mata palsu mencapai 31 perusahaan yang terdiri dari 16 perusahaan asing dan sisanya dalam negeri. Selain itu, masih ada 260 UKM dan plasma yang tersebar di desa-desa.
"Perusahaan maupun UKM rambut dan bulu mata palsu mampu menyerap tenaga kerja hingga 44 ribu orang. Mereka tidak hanya berasal dari Purbalingga, melainkan juga dari kota-kota di sekitarnya," jelas Agus, Selasa (18/6).
Dikatakan Agus, industri itu memang menjadi salah satu andalan Purbalingga dalam menyerap tenaga kerja di kabupaten setempat.
"Hampir setiap tahun banyak tenaga kerja yang diserap dari industri rambut dan bulu mata palsu. Bahkan, sampai sekarang semakin banyak UKM yang masuk dalam sektor itu," katanya.
Faktornya, kata Agus, karena industri rambut dan bulu mata palsu tidak terpengaruh krisis ekonomi global. "Krisis ekonomi yang terjadi di Eropa sama sekali tidak berimbas pada industri bulu mata palsu, sehingga semakin banyak pelaku usaha yang masuk dalam sektor itu," tambahnya.
Secara terpisah, Sugito, 41, salah seorang pemilik UKM rambut dan bulu mata palsu di Desa Karangbanjar, Kecamatan Bojongsari, mengungkapkan bahwa dari ada sekitar 200 industri kecil di desa setempat yang menggeluti bidang pembuatan rambut dan bulu mata palsu.
"Pada umumnya, satu UKM mampu menyerap 5-30 tenaga kerja. Jadi cukup banyak sebetulnya serapan tenaga kerja di tiap-tiap unit usaha," katanya.
Menurut Sugito, usaha yang dimilikinya mempekerjakan 20-30 pekerja mulai dari usia produktif sampai orang tua.
"Usaha ini lebih banyak mempekerjakan perempuan di desa, baik ibu rumah tangga maupun perempuan usia produktif. Tiap bulannya, mampu memproduksi sekitar 450-500 kilogram (kg) rambut palsu," ujar Sugito.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar