Jakarta - Mario Balotelli saat
ini dikenal dengan rambut yang hanya tersisa di bagian tengah memanjang
ke belakang, alias bergaya mohawk. Lantas bagaimana kalau kemudian
tiba-tiba si pemain Italia tampil dengan gaya rambut Ronaldinho atau
Ronaldo?
Di sebuah tempat pangkas rambut, tampaklah Balotelli sedang menanti giliran untuk dipangkas rambutnya.
"Mario," panggil si tukang cukur seraya menyerahkan kain yang biasa dikenakan di sekeliling leher orang yang akan dipotong rambutnya, kepada Balotelli.
Balotelli menampik tawaran kain tersebut dan mencampakkannya begitu saja lalu duduk di kursi pelanggan barber shop yang ramai berisikan pernak-pernik sepakbola tersebut.
"(Model) Apa yang kamu inginkan?" tanya si tukang cukur kepada Balotelli.
"Agar bisa tetap diingat orang," balas yang ditanya.
Bak mendapat tantangan besar, tukang cukur tersebut pun mulai bekerja dengan peralatannya. Jreng, dengan ajaib tiba-tiba potongan rambut Balotelli yang tadinya biasa saja berubah menjadi gaya rambut keriting terurai ala Ronaldinho, lengkap dengan hairband-nya.
Balotelli mengernyitkan kening tanda tidak setuju. Ia lalu menggeleng, membuat gunting si tukang cukur kembali beraksi di rambutnya.
Kres, kres, kres. Tibalah pada potongan rambut kedua. Kali ini Balotelli rambut disulap menjadi bergaya mullet yang diusung pemain Inggris, Chris Waddle, pada Piala Dunia 1990. Ah, lagi-lagi Balotelli tak sreg dan berkata tidak.
Setelah kembali mengerjakan rambut Balotelli, si tukang cukur pun mempersembahkan hasil kreasi berikutnya: potongan rambut Ronaldo di Piala Dunia 2002, yang hanya menyisakan sejumput rambut di bagian kepala depan. Balotelli menggeleng lagi.
Si tukang cukur pun kembali bekerja dan kemudian meminta pendapat dengan gaya selanjutnya, yakni gaya afro dari Carlos Valderrama di Piala Dunia 1994 dan 1998. Yang lucu, segaris kumis ala Valderrama juga hadir di atas bibir Balotelli.
Dengan Balotelli masih menggeleng tanda tak setuju, sang tukang cukur pun kembali bekerja. Kali ini ia menyisakan sebaris rambut di bagian tengah kepala Balotelli yang memanjang sampai ke belakang, tak beda dengan gaya mohawk-nya selama ini.
"Tidak buruk," tukas Balotelli yang kali ini puas.
Sebelum meninggalkan tempat pangkas rambut tersebut, Balotelli juga berpapasan Mamadou Sakho yang memiliki potongan rambut sama dengannya. Dengan sengit keduanya saling tantang untuk adu aksi di lapangan.
Rentetan kejadian menggelitik itu sendiri tentu tidak terjadi di dunia nyata melainkan bagian dari sebuah iklan dari perusahaan alat-alat olahraga, Nike.
Di sebuah tempat pangkas rambut, tampaklah Balotelli sedang menanti giliran untuk dipangkas rambutnya.
"Mario," panggil si tukang cukur seraya menyerahkan kain yang biasa dikenakan di sekeliling leher orang yang akan dipotong rambutnya, kepada Balotelli.
Balotelli menampik tawaran kain tersebut dan mencampakkannya begitu saja lalu duduk di kursi pelanggan barber shop yang ramai berisikan pernak-pernik sepakbola tersebut.
"(Model) Apa yang kamu inginkan?" tanya si tukang cukur kepada Balotelli.
"Agar bisa tetap diingat orang," balas yang ditanya.
Bak mendapat tantangan besar, tukang cukur tersebut pun mulai bekerja dengan peralatannya. Jreng, dengan ajaib tiba-tiba potongan rambut Balotelli yang tadinya biasa saja berubah menjadi gaya rambut keriting terurai ala Ronaldinho, lengkap dengan hairband-nya.
Balotelli mengernyitkan kening tanda tidak setuju. Ia lalu menggeleng, membuat gunting si tukang cukur kembali beraksi di rambutnya.
Kres, kres, kres. Tibalah pada potongan rambut kedua. Kali ini Balotelli rambut disulap menjadi bergaya mullet yang diusung pemain Inggris, Chris Waddle, pada Piala Dunia 1990. Ah, lagi-lagi Balotelli tak sreg dan berkata tidak.
Setelah kembali mengerjakan rambut Balotelli, si tukang cukur pun mempersembahkan hasil kreasi berikutnya: potongan rambut Ronaldo di Piala Dunia 2002, yang hanya menyisakan sejumput rambut di bagian kepala depan. Balotelli menggeleng lagi.
Si tukang cukur pun kembali bekerja dan kemudian meminta pendapat dengan gaya selanjutnya, yakni gaya afro dari Carlos Valderrama di Piala Dunia 1994 dan 1998. Yang lucu, segaris kumis ala Valderrama juga hadir di atas bibir Balotelli.
Dengan Balotelli masih menggeleng tanda tak setuju, sang tukang cukur pun kembali bekerja. Kali ini ia menyisakan sebaris rambut di bagian tengah kepala Balotelli yang memanjang sampai ke belakang, tak beda dengan gaya mohawk-nya selama ini.
"Tidak buruk," tukas Balotelli yang kali ini puas.
Sebelum meninggalkan tempat pangkas rambut tersebut, Balotelli juga berpapasan Mamadou Sakho yang memiliki potongan rambut sama dengannya. Dengan sengit keduanya saling tantang untuk adu aksi di lapangan.
Rentetan kejadian menggelitik itu sendiri tentu tidak terjadi di dunia nyata melainkan bagian dari sebuah iklan dari perusahaan alat-alat olahraga, Nike.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar