"Sekarang ini hampir semua perusahaan membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah banyak untuk mendukung proses produksi," katanya.
Selain itu, sambung dia, tingginya kebutuhan tenaga kerja lantaran jumlah pabrik rambut di Purbalingga semakin banyak. "Saya memang tidak mengetahui jumlah pastinya, tapi kalau lihat di lapangan banyak perusahaan rambut dan bulu mata palsu yang baru berdiri. Perusahaan itu tentu membutuhkan tenaga kerja yang tidak sedikit," ujar dia.
Ketua Forum Komunikasi Perusahaan Rambut dan Bulu Mata Palsu Purbalingga, Rocky Djungdjungan juga mengemukakan, besarnya kebutuhan tenaga kerja pada perusahaan rambut dan bulu mata palsu dipengaruhi tingginya tingkat keluar masuk pekerja.
"Di sini hampir setiap hari ada pekerja masuk maupun keluar dari perusahaan. Pekerja merasa tidak takut menganggur karena banyak alternatif perusahaan serupa yang masih membuka lowongan kerja," katanya.
Pekerja yang mendaftar maupun keluar dari perusahaan juga tidak hanya dari Purbalingga saja. Sekarang ini pekerja dari luar kabupaten jumlahnya banyak. Adapun jumlah perusahaan yang tercatat pada forum komunikasi perusahaan rambut dan bulu mata palsu 26 perusahaan. "Kalau dipersentasikan jumlahnya sekarang 60 persen pekerja Purbalingga dan 40 persen dari luar kabupaten," ujar dia.
Dikatakan Rocky, guna meningkatkan proses produksi tidak jarang perusahaan yang menerapkan jam lembur kerja. Sementara berdasarkan data dari profil perkembangan investasi Purbalingga investasi, ada dua hal yang diindikasikan menjadi faktor utama maraknya PMA asal Korea membangun industri rambut dan bulu mata palsu.
Pertama, Purbalingga sejak tahun 1960 sudah menjadi sentra kerajinan rambut. Kedua iklim investasi di Purbalingga dianggap cukup mendukung perkembangan investasi asing.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar