|
Kesimpulan ini didapat penelitian Albert Mannes dari Universitas Pensylvania. Dosen di WhartonScholl, Universitas Pensylvania, itu melakukan tiga penelitian untuk mengetahui persepsi orang terhadap pria botak. Hasil studi Mannes ini kemudian dipublikasikan dalam jurnal Social Psychological and Personality Science.
Pada penelitian pertama Mannes melibatkan 60 responden. Mereka diberikan sekumpulan foto-foto pria usia sebaya dan berpenampilan sama. Namun sebagian dari pria itu mencukur habis rambut dan sisanya berambut tebal.
Responden kemudian menilai dalam hal seberapa kuat, berpengaruh, dan berwibawa pria-pria dalam foto itu. Hasilnya, pria dengan kepala botak menduduki ranking pertama.
Kemudian pada penelitian kedua, Mannes menunjukan gambar empat orang pria. Setiap gambar pria ditunjukan dua kali. Pertama dengan rambut dan kedua tanpa rambut. Hasilnya pria tanpa rambut tidak hanya dinilai lebih dominan, tetapi terlihat juga lebih tinggi dan 13 persen lebih kuat.
Pada penelitian terakhir, Mannes mendeskripsikan secara verbal dan tertulis dua macam pria yakni yang berambut tebal dan dengan kepala botak. Sekali lagi partisipan menilai pria dengan kepala botak itu lebih maskulin, kuat, dominan, dan berpotensi sebagai pemimpin.
Mannes berteori, tindakan untuk menggunduli kepala inilah yang membentuk persepsi tentang dominasi. Ia juga menemukan pria yang mengalami penipisan rambut dan membiarkannya begitu saja dinilai kurang dominan dibandingkan mereka yang berinisiatif untuk membotakan kepalanya.
Tapi ini bukan berarti setiap pria sebaiknya menggunduli rambutnya. Karena penelitian Mannes juga menunjukan pria botak dianggap kurang atraktif dan terlihat lebih tua.
"Jadi pria yang mengalami kerontokan rambut secara alami, dapat meningkatkan dominasi dan daya tariknya dengan mencukur rambutnya" kata Mannes yang juga berkepala botak ini.
Mannes mengatakan hasil temuannya ini seharusnya membantu pria yang mengalami kebotakan untuk merasa lebih baik dan berhenti merasa malu dengan kondisinya, demikan seperi dikutip dari Time.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar