Jakarta, Umumnya rambut yang tumbuh berlebih di tubuh
hanya dialami oleh laki-laki, tapi kadang ada pula perempuan yang
memilikinya. Ternyata rambut berlebih ini bisa membuat perempuan sulit
hamil.
Kondisi ini dialami oleh Marianne Ponsonby-White yang tiap pagi harus memeriksa wajahnya di cermin, bukan mencari keriput atau bintik melainkan rambut yang tidak diinginkan.
"Setiap pagi tanpa terlewati ada setidaknya selusin rambut hitam tebal yang muncul di pipi dan juga dagu," ujar Marianne, seperti dikutip dari Dailymail, Kamis (9/8/2012).
Perempuan berusia 30 tahun ini diketahui memiliki sindrom ovarium polikistik (polycystic ovary syndrome/PCOS) yang mana ada ketidakseimbangan hormon dalam ovarium sehingga memiliki hormon laki-laki testosteron berlebih.
Kondisi ini menyebabkan pembentukan kista kecil yang sebagian besar tidak bermasalah, pertumbuhan rambut berlebihan (hirsutisme), kebotakan, menstruasi yang tidak menentu, jerawat dan masalah kesuburan.
Sekitar 40 persen perempuan dengan PCOS akan mengalami masalah kesuburan seperti sulit hamil. Ini karena kadar testosteron berlebih membuat ovulasi tidak teratur sehingga lebih sulit untuk hamil secara alami. Karena itu sekitar seperempat perempuan dengan PCOS memerlukan bantuan untuk pembuahan.
Pada kasus Marianne ia hanya memiliki sedikit gejala tersebut, salah satunya adalah rambut berlebihan yang membuatnya merasa benar-benar tidak feminin.
"Saya harus melakukan waxing wajah setiap 2 minggu dan menggunakan epilator di perut. Jika tidak, maka rambut di wajah dan tubuh akan tumbuh tebal dan sangat gelap, tentu akan menjadi sangat aneh," ungkapnya.
Ketidakseimbangan hormon yang dialami ini tentu bisa mempengaruhi kesuburan yang dimiliki, salah satunya adalah sulit untuk hamil. Kondisi ini dialami oleh bibi dari Marianne yang tidak bisa hamil akibat PCOS ini.
Beberapa ahli mengatakan ada dokter yang gagal menganggap kondisi ini sebagai sesuatu yang serius, padahal pasien membutuhkan bantuan termasuk konseling karena dapat berakibat serius pada kesehatan mental.
"Beberapa dokter tidak bersedia mendiagnosa karena khawatir pasien akan panik tentang infertilitas. Tapi akan lebih baik jika mereka tahu memiliki PCOS dan melakukan beberapa langkah untuk meringankan gejala," ujar Profesor Helen Mason, ahli endokrinologi dari St George' s Hospital Medical School, London.
Marianne pertama kali melihat ada rambut di wajahnya saat berusia 22 tahun, ketika itu ia tiba-tiba mulai tumbuh kumis dan rambut hitam tebal di tubuhnya. Kondisi ini sempat membuatnya takut karena terlihat mengerikan.
Ia pun melakukan konsultasi dengan dokter, setelah 2 tahun akhirnya ia dirujuk untuk melakukan USG dan diketahui ia memiliki PCOS. Marianne juga terkejut karena perempuan dengan sindrom ini memiliki masalah kehamilan.
Kondisi ini dialami oleh Marianne Ponsonby-White yang tiap pagi harus memeriksa wajahnya di cermin, bukan mencari keriput atau bintik melainkan rambut yang tidak diinginkan.
"Setiap pagi tanpa terlewati ada setidaknya selusin rambut hitam tebal yang muncul di pipi dan juga dagu," ujar Marianne, seperti dikutip dari Dailymail, Kamis (9/8/2012).
Perempuan berusia 30 tahun ini diketahui memiliki sindrom ovarium polikistik (polycystic ovary syndrome/PCOS) yang mana ada ketidakseimbangan hormon dalam ovarium sehingga memiliki hormon laki-laki testosteron berlebih.
Kondisi ini menyebabkan pembentukan kista kecil yang sebagian besar tidak bermasalah, pertumbuhan rambut berlebihan (hirsutisme), kebotakan, menstruasi yang tidak menentu, jerawat dan masalah kesuburan.
Sekitar 40 persen perempuan dengan PCOS akan mengalami masalah kesuburan seperti sulit hamil. Ini karena kadar testosteron berlebih membuat ovulasi tidak teratur sehingga lebih sulit untuk hamil secara alami. Karena itu sekitar seperempat perempuan dengan PCOS memerlukan bantuan untuk pembuahan.
Pada kasus Marianne ia hanya memiliki sedikit gejala tersebut, salah satunya adalah rambut berlebihan yang membuatnya merasa benar-benar tidak feminin.
"Saya harus melakukan waxing wajah setiap 2 minggu dan menggunakan epilator di perut. Jika tidak, maka rambut di wajah dan tubuh akan tumbuh tebal dan sangat gelap, tentu akan menjadi sangat aneh," ungkapnya.
Ketidakseimbangan hormon yang dialami ini tentu bisa mempengaruhi kesuburan yang dimiliki, salah satunya adalah sulit untuk hamil. Kondisi ini dialami oleh bibi dari Marianne yang tidak bisa hamil akibat PCOS ini.
Beberapa ahli mengatakan ada dokter yang gagal menganggap kondisi ini sebagai sesuatu yang serius, padahal pasien membutuhkan bantuan termasuk konseling karena dapat berakibat serius pada kesehatan mental.
"Beberapa dokter tidak bersedia mendiagnosa karena khawatir pasien akan panik tentang infertilitas. Tapi akan lebih baik jika mereka tahu memiliki PCOS dan melakukan beberapa langkah untuk meringankan gejala," ujar Profesor Helen Mason, ahli endokrinologi dari St George' s Hospital Medical School, London.
Marianne pertama kali melihat ada rambut di wajahnya saat berusia 22 tahun, ketika itu ia tiba-tiba mulai tumbuh kumis dan rambut hitam tebal di tubuhnya. Kondisi ini sempat membuatnya takut karena terlihat mengerikan.
Ia pun melakukan konsultasi dengan dokter, setelah 2 tahun akhirnya ia dirujuk untuk melakukan USG dan diketahui ia memiliki PCOS. Marianne juga terkejut karena perempuan dengan sindrom ini memiliki masalah kehamilan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar