Ada satu hal yang membutuhkan energi besar untuk menjalankan
sebuah bisnis yaitu MEMULAINYA.
Memulai sebuah bisnis SALON KECANTIKAN bagi yang belum
pernah menjalankannya mungkin cukup rumit. Seringkali para konsumen merasa
cukup memahami detail usaha salon kecantikan hingga merasa percaya diri untuk
membuka bisnis ini, tetapi sebenarnya mereka hanya uforia belaka.
Karena melihat kerumitan inilah maka kemudian banyak orang
yang mengambil jalan instan dengan cara memulai bisnis salon kecantikan dari
salon kecantikan lain yang sudah jalan, alias franchise. Ada banyak salon
kecantikan yang menjual franchise seperti Salon Rudi, My Salon, Natasha,dll.
Apa kelebihan dari memulai usaha salon kecantikan dengan
cara franchise :
1. Tidak membutuhkan tenaga dan pikiran besar tentang
"bagaimana memulai usaha"
Seperti disebutkan diatas, memulai usaha membutuhkan detail
planning yang komplit. Bagi pemula seringkali hal ini membuat pusing dan
akhirnya menggagalkan rencana bisnis yang sudah didepan mata. Dengan adanya franchise,
semua kebutuhan mulai dari alat, bahan dan tenaga kerja mungkin sudah ada
solusinya, yang penting punya uang.
2. Sistem sudah berjalan
Sebuah bisnis yang bagus dan esteblish adalah bisnis dengan
sistem yang sudah bisa berjalan dengan baik. Sistem layaknya robot yang tahu
apa saja proses jam demi jam, hari ke hari, bahkan dari tahun ke tahun dalam
bisnis salon. Sehingga dengan adanya sistem ini, siapapun yang menjalankan
usaha, ditinggal kemanapun usahanya akan tetap bisa jalan. Bahkan diwariskan
kepada siapapun tetap bisa jalan dan menguntungkan.
3. Tidak berat dalam proses Brand Positioning
Untuk mengenalkan nama sebuah bisnis kepada konsumen
membutuhkan energi tersendiri. Dan ini membutuhkan aneka macam strategi
marketing agar bisa membuat konsumen memilih datang ke Salon kita, bukan ke
salon orang lain. Bayangkan saja, diantara banyaknya salon kecantikan yang
bertebaran, apa kira-kira alasan seseorang untuk mau datang ke salon Anda. Coba
Anda pikirkan sendiri.
Lalu bagaimana memilih Franchise yang baik :
1. Baca dulu aturan pakai ; Sebelum memilih Franchise, Anda
harus mengetahui betul aturan main yang ditawarkan oleh pihak Franchisor
(Penjual Franchise). Tanyakan setiap detail poin kerjasama yang diajukan,
walaupun mungkin Anda sudah paham. Jangan sampai terjadi konflik di kemudian
hari, hanya karena pemahaman terhadap isi Perjanjian Kerjasama, layaknya
Belanda dalam perundingan Linggajati. Karena sudah banyak sekali perjanjian
Franchise yang amburadul, dan saling serang antara Franchisor dengan Franchisee
(Pembeli Bisnis Franchise). Kalau sudah begini, alih alih dapat uang dongkol, jengkel
dan sebel sudah pasti.
2. Jangan terpesona dengan rekam marketingnya; Anda pernah
dengar tidak, ada usaha jual gorengan dengan omzet 2M sebulan dan outlet
sebanyak 1000 dengan tempat hampir di seluruh propinsi di INdonesia? Jangan
terpesona dengan 2M nya atau outletnya yang sebanyak ribuan. Franchise juga
harus kita lihat dari hitung-hitungan uangnya. Karena kita bicara bisnis
berarti kita bicara uang, keuntungan, laba, rugi, dan omzet.
Sekarang coba kita hitung, dengan omzet 2M dan outlet
sebanyak 1000 maka kita bisa tahu rata-rata omzet tiap outlet adalah
Rp.2.000.000 per bulan. Apakah 2 juta itu banyak? Jika 2 juta kita bagi 30 hari
dalam sebulan atau 25 hari dalam sebulan maka omzet harian tiap outlet adalah
Rp.80.000. Jadi tiap outlet dalam sehari mampu menjual sebanyak 80.000, dari
nilai 80ribu itu harus kita bagi juga dengan gaji karyawan, keuntungan, serta
biaya operasional lainnya.
Anda bisa bayangkan sendiri bahwa franchise ini sebenarnya
tidak memberikan keutungan yang besar. Nah, informasi semacam inilah yang
seharusnya bisa Anda dapatkan dari Franchisor.
3. Memiliki Brand Positioning Yang Kuat; Sebenarnya apa yang
menjadi alasan orang membeli Franchise adalah karena Brand Positioning. Jika
Anda membeli Franchise kepada Franchisor Salon Kecantikan yang tidak terkenal,
lalu buat apa. Bukan Anda yang memanfaatkan keberadaan franchise tapi justru
anda yang dimanfaatkan oleh franchise untuk membesarkan perusahaannya. Karena
di Indonesia ini, sebagian besar usaha franchise masih melihat bahwa mereka
melakukan franchise adalah untuk menarik keuntungan yang lebih besar dengan
tanpa melihat apakah usaha yang mereka jalankan sendiri juga besar. Misalnya
ada salon A menjual franchise salonnya kepada 10 orang, maka salon A berharap
dia bisa tanpa kerja keras survive dari memanfaatkan upeti para franchisee.
Sedangkan usaha salon yang dia kerjakan sendiri ternyata tidak ketahuan ujung
pangkalnya.
Brand Positioning yang kuat adalah ganti dari anda membeli
dengan harga mahal kepada franchisor, sehingga tanpa melakukan strategi
marketing yang signifikan, konsumen sudah datang sendiri. Kenapa konsumen
datang? Mereka datang karena menganggap bahwa apa yang mereka dapatkan dari
salon A di SUrabaya dengan di Medan, Manokwari, atau di Denpasar adalah SAMA.
4. Pertimbangkan Dana; Ada uang ada Barang. Jika Anda
mengeluarkan uang sedikit pasti akan berbeda kualitasnya dengan ketika
mengeluarkan uang banyak. Jadi, jika Anda mengeluarkan dana sedikit maka pasti
butuh perbaikan disana sini untuk membuat usaha Anda lancar, tetapi bukan
berarti ketika mengeluarkan dana besar maka Anda tidak perlu bekerja keras.
Semua nanti akan kembali ke Franchisor salon Anda.
5. Bandingkan dan Survey; Akan sangat baik jika Anda
membandingkan produk antara franchise satu dengan franchise yang lainnya. Dan
sangat perlu juga Anda menanyakan pada pemilik yang membeli franchise tersebut.
Dari dia, Anda bisa menanyakan semua kebaikan dan kelemahan franchisor salon
tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar